Sebuah Kisah Kirana Rosari

Archive for Juni 2010

Satu setengah tahun yang lalu papa mengalami kebahagiaan saat menyambut kelahiran Kirana tercinta. Di detik-detik kehadiran Kirana itu papa membuat catatan ringkas di ponsel papa. Dan papa ingin memuatnya di sini supaya Kirana kelak tahu prosesi kelahiran Kirana. Oh iya, papa menunggui mama di kamar operasi loh!

30/12/2008
04:30 ketuban pecah
05:10 smp Elisabeth
Hasil periksa: ketuban pecah pembukaan 2. Tunggu 6 jam lagi baru diobservasi. Diberi antibiotik.

09:00 frekuensi kenceng2 semakin sering.
09:30 kontraksi makin kuat & Sisi sdh tdk kuat.
10:00 dokter datang.
10:15 bayi lahir. Bayi dibersihkan. Sisi dijahit. Menyusui bayi.

12:15 pindah ke ruang Anna.
12:30-13:00 pulang & mengubur ari2 di depan rumah.
16:00 minum susu formula. Masuk box pemanas karena kaki biru.
18:50 keluar dari box pemanas.
18:55 menyusu Sisi.

Detail: RS Elisabeth, Ruang Anna 305
Dokter obsgyn: Hardiyanto
Dokter anak: Susanto JC

01/01/2009
13:30 pulang ke Graha Wahid

Sabtu kemarin (26/06/2010) sepatu pesanan Kirana sudah jadi. Papa & Mama jadi terharu saat melihat sepatu berwarna coklat itu. Karena bentuknya aneh, tidak seperti sepatu bayi atau bahkan kanak-kanak. Apalagi bahannya terbuat dari kulit yang kaku.

Sang Pembuatnya berpesan kepada papa kalau memakaikannya harus erat. Sabuknya harus benar-benar kencang. Demikian pula dengan tali-temalinya yang mengikat kaki sampai di atas mata kaki. Ditambah adanya jendolan di telapaknya pasti membuatnya tidak nyaman dipakai.

Sore itu kami langsung memakaikannya di kaki-kaki mungil Kirana. Pada mulanya Kirana berontak, tapi akhirnya dengan terpaksa Kirana mau memakainya. Sayang Kirana kesulitan berjalan. Mungkin karena agak kebesaran dan ada tonjolan di telapaknya yg membuatnya jadi tidak nyaman untuk dipakai berjalan.

Alhasil selama berjalan-jalan Kirana lebih senang digendong dari pada berjalan. Kalau pun berjalan, maka beberapa saat kemudian Kirana merangkak. Hiks…

Sungguh tidak nyaman menggunakan sepatu kulit khusus ini. Kasihan Kirana. Apalagi dokter berpesan agar Kirana lebih sering menggunakan sepatu itu terutama saat berjalan, baik di rumah mau pun di mana pun.

Kirana yang tabah ya? Semoga Kirana segera membaik kakinya. Papa sayang Kirana. Tuhan memberkatimu, Nak.

Hari ini kami kembali mengkonsultasikan kaki Kirana Tercinta. Bermula dari kekhawatiran kami tentang kaki Kirana yang agak bengkok, maka kami mengkonsultasikan ke 2 dokter anak dan berakhir di dokter ahli tulang. Dan akhirnya memang didiagnosa kalau ada masalah di kaki Kirana. Telapak kaki kirinya datar dan cenderung miring ke sisi dalam. Sedangkan kaki kanannya agak bengkok.

Usut punya usut, ternyata bentuk kaki ini keturunan dari mamanya. Soalnya setelah kaki mamanya dilihat dokter, ternyata memang kaki mamanya juga bermasalah, tapi masih bisa berjalan dengan baik. Sedangkan kaki papa normal.

Kirana di RS

Kirana di RS

Syukurlah kelainan ini tidak terlalu bermasalah. Memang bakal agak mengganggu jalan dan penampilan, tapi fungsi berjalan tetap bisa dijalankan dengan baik. Hanya saja mungkin Kirana bakal cepat capek kalau berjalan. Kirana yang masih bayi ini masih bisa ditangani dan terapi untuk mengkoreksi kakinya dengan bantuan sepatu khusus.

Kirana Ngedot

Kirana Ngedot

Semoga Kirana dapat menjadi normal kakinya. Mohon dukungan doanya.

Salam.

Kemarin malam sekitar jam setengah sembilan papa dipanggil mama yang menggendong Kirana. Mama menunjukkan benjolan di kepala Kirana. Rupanya Kirana berlari & menabrak pintu. Benjutnya lumayan besar. Syukurlah Kirana anak yang tabah & nangisnya cuma sebentar.

Kemudian papa segera membeli salep thrombhobop di RSGM. Kasihan sekali Kirana. Syukurlah benjutnya segera kempis tidak lama kemudian.

Pagi ini Kirana sudah tidak benjut, tapi menyisakan garis vertikal kehitaman bekas benturan pintu. Semoga lekas sembuh ya, Nak. Papa sayang sekali sama Kirana.

Liburan Waisak kemarin papa cuti sehingga bisa berlibur bersama mama & Dik Kirana ke Semarang. Tentu saja untuk bertemu kakak Axel tercinta. Namun kali ini kami ke Semarang via jalur darat naik mobil sendiri. Tadinya papa sempat khawatir kalau Dik Kirana bosan di jalan. Namun rupanya dik Kirana cukup kooperatif di jalan. Beberapa kali berhenti untuk beristirahat & makan siang.

Syukurlah dik Kirana bisa tertidur dengan pulas. Papa sangat salut karena dik Kirana cukup kuat diajak perjalanan jauh nyaris seharian. Kirana juga tetap sehat sesampai di Semarang.

Liburan kami isi bersama dengan Kakak Axel. Sangat menyenangkan bisa bersama-sama lagi. Terima kasih kepada Eyang Kakung+Putri dan Buba yang telah menjaga Kakak Axel selama ini.

Pulang ke Tangerang tambah rame karena Buba ikut ke Tangerang untuk liburan. Dik Kirana juga sangat senang karena ditemani Buba. Liburan yang seru. GBU all.